Pembelajaran Tatap Muka: Antara Pendidikan dan Kesehatan

Situasi pandemi saat ini tentu tidak bisa melakukan pembelajaran tata muka secara utuh. Kita melihat bahwa kasus terpapar Covid-19 dari bulan ke bulan dan hari ke hari terus menunjukan peningkatan kasus. Dari beberapa kasus kita melihat bahwa situasi ini tidak memungkinkan pihak sekolah untuk melakukan pembelajaran tatap muka.

Pembelajaran tatap muka secara utuhnya sangat diperlukan oleh para siswa. Siswa yang melakukan pembelajaran daring lebih banyak juga melakukan ativitas di luar rumah. Anak-anak lebih banyak waktunya dihabiskan sesudah pembelajaran daring melakukan kegiatan bermain bersama secara digital. Mereka berkerumun dan bahkan bersama melakukan game online. Ini tentu mengakibatkan preseden bruk terhadapt perkembangan intelegensia dan kehidupan sosial.

Kita tahu bahwa tujuan pendidikan adalah mendidik anak secara utuh atau menjadi manusia yang seutuhnya. Pembelajaran itu harus pendekatan holistic bukan mendidik anak secara parsial. Pembelajaran dengan pendekatan holistik, meliputi aspek psikis, fisik, sosial dan spiritual, di mana keholistikan itu harus mempengaruhi kehidupan anak.

ebagaimana yang telah disebutkan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Poin 1, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa, dan Negara. Keberhasilan pembelajaran itu tidak semata-mata ditentukan oleh aspek pengetahuan aja tetapi juag memperhatikan aspek emosional dan spiritual.

Beberapa negara maju telah menerapkan pembelajarannya tidak monoton dengan penekanan secara pengetahauan saja tatapi anak juga diberikan kebebasan untuk menerapkan sisi lain lain dari pembelajaran itu. Anak akan ditantang untuk bisa melihat kesinambungan antara pembelajaran di kelas dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelas akan bermakna ketika itu dilakukan di luas kelas dan anak-anak dapat melihat dan menjawab realitas yang terjadi.

Negara Filandia, mereka melakukan pembelajran itu secara fleksibel dan tidak membebani anak. Anak diberi kebebasan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Anak akan mengalami perkembangan baik secara intelektual, sosial dan spiritual. Pembelajaran itu berlangsung secara baik di mana anak tidak harus dipaksakan harus menyelesaikan tugasnya tetapi anak mengerti konsep berpikir soal itu.

Ini menjadi tantangan bagi proses pembelajaran bagi kita yang sering lupa memahami karekteristik dari anak. Pendekatan secara holistik itu dapat mengembangkan potensi anak didik dan membuat suasana pembelajaran itu sangat menyenangkan. Anak akan merasa dan menikmati pembelajaran itu dan ia menjadi dirinya sendiri. Di sini lah kita dituntut para pengambil kebijakan untuk mengembang pendidikan secara holistic justru membuat guru lebih kreatif dan inovatif.

Bahkan Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Riset dan Teknologi juga mengharapkan guru tidak lagi dibebani dengan tugas-tugas keadministrasian. Guru harus lebih terfokus kepada pembelajaran yang secara utuh demi keberhasilan dan tujuan pendidikan itu, yakni menjadi manusia seutuhnya.

Bagaimana itu bisa dilakukan di era pandemi ini. Apakah guru sudah siap dengan pendekatan secara holistic tadi. Pembelajaran tatap muka terbatas setidaknya dapat dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dari siswa dan para guru. Pendidik dan tenaga kependidikan yang telah divaksin dapat memberikan opsi pembelajaran tatap muka tersebut.

Tidak adanya pembelajaran tatap muka akan berisiko bagi masa depan anak-anak di Indonesia. Anak-anak lebih mengutamakan bahan jawaban setiap tugas dengan mengandalkan sumber dari Google dan media lainnya. Selama pembelajaran daring dari rumah para orang tua mengeluhkan ketidakjelasan aturan pembelajaran model tersebut. Setidaknya orangtua mengalami pengeluaran yang laur biasa, anak-anak mengalami kebosanan dan kesulitan memahami pembelajaran itu.

Pihak pemerintah dalam hal ini Kemdikbud Ristek telah meluncurkan penduan oprasional untuk memudahkan pembelajaran tatap muka terbatas bagi pendidik dan tenaga kependidikan sebagai turunan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Panduan ini tetap memperhatikan keadaan daerah terutama sekolah. Tetapi model pembelajaran ini melahirkan dua opisi, sekolah akan mengadakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) tetapi orang tua juga diberi kebebasan menolak atau menerima opsi tersebut.

Masa depan pendidikan kita sedang diuji saat ini, apakah model pembelajaran dengan model daring ini meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau tidak. Karena itu perlu ada strategi yang baik untuk mengatasi situasi ini. Kita belum lagi mencatat bahwa beberapa perguruan tinggi dan sekolah swasta mengalami kesulitan dana untuk mengatur dan mengelola sistim pendidikanya.

Tentu dengan model pembelajaran yang berlangsung lama seperti ini bukan tidak mungkin terjadi mengakibatkan krisis pembelajaran serius. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu memikirkan strategi yang tepat ketika melakukan PTM secara terbatas. Modul adalah salah satu alternatif yang bisa dilakukan oleh pendidik, dengan keberadaan modul dengan dilengkapi petunjuk dapat memungkinkan siswa mempelajari bahan tersebut. Tenaga pendidik dituntut untuk kreatif menghasilkan bahan ajar di era pandemi ini.

Kita harus keluar dari zona nyaman saat ini. Semua eleman bangsa khusus dunia pendidikan tidak bisa tidak harus kreatif dan inovatif atau out of the box melihat situasi ini. Ini era pendemi yang membutuhkan kejelian berpikir dan kematangan bersikap. Tentu tenaga pendidik dan pendidik tidak bisa bertindak apabila pemerintahan daerah tidak memiliki pemahaman yang sama tentang situasi ini.

Pendidikan itu adalah modal masa depan bangsa ini, untuk kemajuan bangsa ini. Kreatif dan inovatif adalah kunci bagi kita di saat pandemic ini bukan pesimis. Saat ini kita ditantang apakah pembelajaran itu harus atau kita masing memiliki keraguan. Ayo begerak maju di situasi sulit ini demi masa depan pendidikan anak-anak bangsa.

*Alifudin (Pemerhati Pendidikan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Cinta Buat Drs. KH. Pua Monto Umbu Nay

QURAN YANG DILUPAKAN

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DUNIA PENDIDIKAN