Postingan

RELIGION IS SCIENCE

  BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Agama itu saintifik dan ilmiah. Hal-hal yang diistilahkan sebagai “gaib” sekalipun, sebenarnya hanyalah “fenomena”, sesuatu yang dirasa ada tapi belum terungkap secara nyata. Dibutuhkan epistimologi pengetahuan yang tepat untuk mengetahui, menyibak dan mengungkap segala hal yang gaib itu. Tuhan yang maha gaib sekalipun, itu bisa diungkap oleh manusia. Allah bisa ditemui dan diajak bicara. Banyak sekali yang sudah melakukan itu dan sering diistilahkan sebagai “nabi”. Nabi ini orang-orang biasa, tapi cerdas (fathanah) luar biasa. Mereka adalah sekelompok saintis yang menguasai teknik riset alam spiritual. Sehingga mampu “melihat” Tuhan. Karena sudah membuktikan keberadaan Wujud Ontologis yang maha tinggi tersebut, mereka kemudian membuat laporan-laporan temuan untuk diketahui publik. Karena itu mereka disebut sebagai “pembawa berita”. Hasil riset mereka ada yang terkompilasi dalam jurnal meta ilmiah (kitab suci) ada juga hanya tradisi lisan. Jadi, kerja merek

GURU SEJATI

  Ada tiga jenis manusia yaitu manusia pedati, manusia merpati dan manusia sejati. Manusia pedati memiliki sifat seperti kuda yang menarik pedati. Kuda akan berlari kencang jika dipecut dengan cambuk. Kuda yang kena pecut merasa sakit dan tahu pecut berhenti jika ia berlari. Apa maksudnya? Manusia pedati adalah manusia yang bekerja dengan baik karena takut pada hukuman. Tidak melanggar aturan karena takut dihukum. Jika hukuman tidak ada maka dia pun berbuat semaunya.  Tipe kedua adalah manusia merpati. Apa ciri merpati? Ia akan mendekat jika diperlihatkan makanan. Manusia tipe merpati akan bekerja dengan baik jika jelas di depan matanya keuntungan yang diperoleh dari apa yang dikerjakannya.  Tipe ketiga yaitu manusia sejati. Sosoknya seperti jantung di organ tubuh kita. Ia tetap bekerja memompa darah tak peduli ada ancaman atau keuntungan. Ia tetap bekerja meskipun tak memperoleh apa apa karena ia sadar tugasnya sungguh mulia menjaga kelangsungan hidup tuannya.  Tiga tipe manusia di at

Santri Agen Demokrasi

Gambar
Oleh : ALIFUDIN*) Kalau ingin melakukan perubahan, jangan tunduk pada kenyataan, asal yakin di jalan yang benar~ KH. Abdurrahman Wahid. Dari pernyataan Gus Dur, sebagai seorang santri, saya mendapat ilham bahwa, untuk melakukan perubahan dalam hal apapun, termasuk dalam dunia politik demokratis, harus menggunakan cara-cara yang benar. Seperti tidak melakukan tindakan korupsi, tidak suap-menyuap, bahkan merampas hak orang lain. Perilaku seperti itu, membawa kita lebih jauh dari cita-cita luhur bangsa, yaitu tercapainya kedaulatan rakyat yang diamanahkan dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Sebuah tindakan bisa dikatakan ‘perubahan’, apabila ada pergeseran dari sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik. Sementara hari ini kedaulatan rakyat mengalami kemunduran, jauh dari kata ‘lebih baik’ dari tujuan demokratisasi. Sebab cita-cita demokrasi hari ini, seolah mudah ditukar dengan sesuatu yang bersifat materialistik. Itulah mengapa perlu saya tulis di sini, bahwa santri merupakan

Pesantren sebagai Penopang Keberlangsungan Indonesia

Gambar
Indonesia terbentuk oleh beragam suku, budaya, dan berbagai macam agama yang ada di dalamnya. Ketiganya menjadi penopang bagi keberlangsungan negara merdeka sekitar 75 tahun. Terkait dengan agama, Kiai Afifuddin Muhajjir dalam bukunya  Fiqih Tata Negara  menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara agama, bukan negara beragama, karena banyaknya agama-agama yang ada di Indonesia sendiri. Hal itu juga terbukti dengan adanya enam agama yang ada di Indonesia yang diakui dan boleh menjadi kepercayaan warga negaranya. Keenam agama tersebut adalah Islam, Kristen, Hindu, Budha, Protestan, dan Konghucu. Namun, di antara enam agama tersebut yang paling pesat perkembangannya adalah Islam. Salah satu yang memengaruhi pesatnya agama Islam adalah banyaknya pesantren yang berkembang di Indonesia. Pesantren menjadi pusat peradaban terbesar Islam di Indonesia. Pesantren terkenal dengan pendidikan karakter seperti sopansantunnya ketika terjun ke dalam masyarakat. Apalagi ada sebuah pepatah mengatakan bahwa

Kegalauan Kembali Mondok di Tengah Pandemi

Gambar
Pandemi covid-19 masih ada dan belum juga usai, akan tetapi sejumlah Pondok Pesantren menjadwalkan  para santrinya untuk kembali mondok di tengah pandemi. Hal ini tentunya dengan pertimbangan yang matang dari pihak pesantren dan dengan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah serta penerapan protokol kesehatan yang mesti dipatuhi di tatanan kenormalan baru (new normal) ini. Pesantren membuka kembali kegiatan belajar mengajar dan taklim. Selain karena materi pembelajaran yang perlu disampaikan kepada para santri, pun karena suasana dan kegiatan taklim di Pesantren yang sudah sangat dirindukan para santri. Menurut saya memang sangat mengkhawatirkan. Apalagi membayangkan anak-anak usia remaja yang dengan sikap cuek dan terkadang asal, apa bisa mereka tertib mengikuti semua protocol kesehatan. Mereka terbiasa akrab dan melakukan semua aktivitas dengan kebersamaan yang kental selama sekian lama bersama di Pesantren, kadang tukaran sarung, tukaran peci, tukaran alat makan dan lainny

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Gambar
guruKATRO · Mars Madrasah Oleh : ALIFUDIN, S.Ag, S.Kom Abstrak: Karakter pendidikan, itu benar-benar diperlukan tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah, di lingkungan sosial. Acara sekarang ini tidak lagi karakter peserta pendidikan anak usia dini hingga remaja tetapi juga orang dewasa. Mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup bangsa ini. Kompetisi membayangkan apa yang akan muncul di tahun-tahun berikutnya. Obviusly itu akan menjadi beban kita dan orang tua untuk hari ini. Pada saat itu, anak-anak akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekan dari berbagai negara di seluruh dunia. Bahkan kita masih akan bekerja kedepannya akan merasakan perasaan yang sama. Menuntut kualitas sumber daya manusia di milenium mendatang tentunya membutuhkan karakter yang baik. Namun, karakter adalah tujuan individu kunci. Kata kunci : pendidikan karakter , bidang pendidikan PENDAHULUAN Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasiona

Tantangan Pendidikan di Era Pandemi

Gambar
Oleh : Alifudin Kerja keras para guru selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19, mereka tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi Covid-19. Sedangkan, konsep di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online courses). Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online. Sistem pendidikan online tentu tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan. Mencermati kondisi yang sampai saat ini belum juga ada